Percaya atau
tidak, segala sesuatu yang menimbulkan air mata itu tak selamanya buruk.
Seperti perpisahan, misalnya. Banyak orang menangisi dan menyesali perpisahan,
sampai-sampai tak jarang ada yang mengutuknya. Perpisahan itu seperti sebuah
kutukan, hukuman, sebuah hal negatif yang pantas diterima.
Benarkah
perpisahan itu buruk? Sebenarnya, kalau mau diibaratkan, perpisahan itu mirip
dengan senja. Iya, senja. Momen di mana matahari tenggelam setelah seharian
menemani kita. Ia kemudian tenggelam dan pergi meninggalkan kita.
Masih bingung?
Beberapa baris puisi ini mungkin akan mengubah persepsi Anda tentang sebuah
perpisahan.
Senja
Perpisahan itu
hendaknya sederhana seperti senja
Sekalipun
menandakan akhirnya hari,
namun
kecantikannya selalu memukau hati
Siapa coba yang
tak terpikat kecantikannya?
Bukan aku, tak
juga kamu
Kita tak mampu
menolak pesonanya
Dan bukan duka
yang tersisa,
namun sebuah asa
untuk berjumpa kembali…
Dan demikianlah,
terkadang kita hanya berpikir kalau perpisahan itu akan buruk dampaknya bagi
kita. Padahal, kita hanya terlalu takut dan menduga-duga saja. Perpisahan itu
tidak melulu seperti kita sudah kehilangan segalanya. Bukankah dari setiap hal
yang kita alami semuanya masih merupakan misteri?
Di balik setiap
perpisahan, selalu ada hal-hal yang memang disiapkan untuk kita. Entah sebagai
ujian naik peringkat hidup, atau sebuah pengalaman yang akan membawa kita
menuju kebahagiaan.
Di balik setiap
perpisahan selalu ada kesempatan lain untuk bertemu. Entah kapan dan di
mana.
Di balik setiap
perpisahan selalu ada pertemuan yang lain lagi. Yang akan mengisi kembali
kekosongan di hati.
Di balik setiap
perpisahan mungkin ada air mata. Tetapi air mata tersebut bukan sebagai tanda
kekalahan, namun sebagai pertanda Anda telah belajar sesuatu yang baru
lagi.
Dan hendaknya
perpisahan itu seperti senja. Bukan duka yang tersisa, namun sebuah harapan
baru yang tercipta.
0 komentar:
Posting Komentar